CARA MENGATUR KEUANGAN UNTUK MASA DEPAN CERAH (BERDASARKAN SUDUT PANDANG PENULIS)
CARA MENGATUR KEUANGAN UNTUK MASA DEPAN CERAH
(berdasarkan sudut pandang penulis)
Tulisan ini dibuat berdasarkan apa yang saya alami sendiri dan pelajari dari berbagai nara sumber. Hal ini untuk membantu kita semua terutama untuk teman-teman yang masih memiliki banyak waktu untuk bisa mengatur masa depan ketika pensiun nantinya. Walaupun saya merasa mungkin saya juga belum saatnya untuk menulis hal-hal seperti dikarenakan saya juga masih jauh dari kata pensiun atau mempunyai finansial freedom. Tetapi saya ingin berbagi dari apa yang pernah saya alami dan saya pelajari.
1. Konsep Keuangan
Adakah yang dari kita ketika mendapatkan gaji terutama gaji pertama sangat ingin sekali membelanjakannya sesegera mungkin karena ada barang atau jasa yang sangat kita ingini? Apalagi jaman sekarang sangat mudah sekali mendapatkan pinjaman, ada yang dari Bank, Fintech maupun yang ilegal.
Saya rasa cukup banyak yang seperti itu karena saya sendiri juga seperti itu sebelumnya. Banyak hal yang tidak bisa dibeli sebelumnya, dengan fasilitas-fasilitas tersebut, sesuatu yang tidak mungkin dimiliki menjadi mungkin.
Tetapi tahukah kita jeratan-jeratan tersebut menjerumuskan kita ke dalam lingkaran hutang yang membuat kita tidak akan bisa terlepas sampai kita meninggal nanti dan masih bisa diteruskan ke anak cucu kita?
Oleh karena itu di dalam keuangan,
kita perlu mengetahui bahwa ada yang namanya Assets dan Liabilities.
kita perlu mengetahui bahwa ada yang namanya Assets dan Liabilities.
Assets - Sesuatu yang bisa menghasilkan nilai untuk kita
Contohnya : Properti, Emas, Obligasi, Saham, dll.
Contohnya : Properti, Emas, Obligasi, Saham, dll.
Liabilities - Sesuatu yang perlu kita bayarkan
Contohnya : Cicilan rumah, cicilan mobil, cicilan dll.
Kenapa si kaya menjadi semakin kaya dan si Miskin menjadi semakin miskin. Hal ini karena si Kaya memperbanyak asset mereka yang menghasilkan sedangkan si Miskin meningkatkan Liabilitiesnya.
2. Assets vs Liabilities
Seperti yang dijelaskan di atas, bahwa kita perlu meningkatkan assets kita dan mengurangi liabilities kita. Untuk kita bisa mempunya masa depan yang cerah, pertama-tama yang perlu kita lakukan adalah mengurangi liabilities kita dan kemudian menambah assets kita yang menghasilkan.
Aset yang menghasilkan vs Aset yang menjadi liabilities
Kenapa saya daritadi menyebutkan aset yang menghasilkan. Karena hal ini banyak orang yang berpikir mempunyai mobil adalah aset, punya rumah adalah aset masa depan. Padahal tidak semua seperti itu.
Aset yang menghasilkan adalah Aset yang bisa memberikan kita passive income (pendapatan tanpa perlu bekerja).
Sedangkan kebalikannya adalah Liabilities / istilah gampangnya adalah hutang.
Contoh yang bisa jadi aset menghasilkan atau liabilities adalah Properti.
- Properti bisa menjadi aset yang menghasilkan bila :
> Bisa disewakan, Bisa dipakai usaha, harganya naik
- Properti bisa juga menjadi liabilities bila :
> Tidak bisa disewakan (perlu biaya perawatan, pajak, dll) dan beli mencicil
> Tidak bisa disewakan (perlu biaya perawatan, pajak, dll) dan beli mencicil
Banyak orang-orang kaya yang meningkatkan aset yang menghasilkan ini agar mereka memiliki passive income yang bisa menghidupi mereka tanpa mereka perlu bekerja lagi. Hal ini dinamakan dengan kebebasan finansial.
3. Konsep Keinginan vs Kebutuhan
Bagaimana kita bisa mengerti tentang apa yang menjadi aset yang menghasilkan atau liabilities?
Untuk dapat mengerti hal tersebut, kita perlu untuk mengerti konsep Keinginan dan Kebutuhan di dalam kita mengeluarkan uang kita.
Apakah konsep Keinginan dan Kebutuhan?
Keinginan adalah Sesuatu yang kita ingini walaupun sebenarnya kita tidak membutuhkannya.
Misalnya : Ingin beli Rumah mewah dan besar, padahal cuma bertiga
Kebutuhan adalah Sesuatu yang kita butuhkan dan perlu kita penuhi.
Misalnya : Karena bertiga, beli rumah yang cukup buat bertiga saja.
Sayangnya konsep Keinginan selalu lebih besar dari konsep Kebutuhan. Hal ini dikarenakan merupakan sifat dasar manusia. Manusia selalu ingin yang lebih dan lebih, apalagi dengan perkembangan jaman sekarang yang selalu memberikan iming-iming dan mimpi agar kita selalu mengejar keinginan itu.
Banyak orang-orang sukses yang saya tau hanyak membeli apa yang dia butuhkan,
Misalnya Warren Buffet membeli rumah yang harganya cuma 10% dari kekayaannya dan dia tempati dari 1958 sampai sekarang. Dia juga ke kantor tanpa supir, menyetir sendiri.
Bill Gates yang masih menggunakan jam tangannya yang seharga 650,000 rupiah.
Memang terkadang kita dapat memenuhi keinginan kita juga akan tetapi yang terjadi saat ini, kita ingin memenuhi keinginan kita melebihi dari batas kemampuan kita dengan pinjaman-pinjaman hutang yang menggunung.
Oleh karena itu ketika kita ingin membeli sesuatu, selalu pikirkan kembali apakah ini merupakan keinginan atau kebutuhan? Bila kita ingin, seberapa besar kemampuan kita untuk memenuhi itu dan seberapa besar keinginan kita?
4. Ide Manajemen Keuangan
Saya banyak sekali mendengar dari teman-teman ataupun rekan-rekan yang berkeluh kesa mengenai keuangan mereka, misalnya :
- Habis gaji yang diterima untuk bayar cicilan
- Kesusahan keuangan ketika mendadak membutuhkannya
- Tidak memiliki simpanan hari tua dan bergantung pada anaknya / saudaranya
Menurut saya, hal ini terjadi karena kesalahan dalam penempatan keuangan ataupun pemenuhan konsep keinginan yang terlalu besar membuat mereka terperangkap di lingkaran hutang.
Menurut apa yang saya pelajari mengenai manajemen keuangan ketika kita menerima pendapatan / gaji kita,
Bayar semua hutang kita dan jangan menambahnya lagi.
Setelah itu
Kita dapat membagi pengeluaran kita menjadi 4 kantong.
1. Kantong Pengeluaran bulanan
Kita perlu sesegera mungkin mengeluarkan uang kita untuk keperluan ini.
Misalnya : Bayar tagihan telp, listrik, kebutuhan sehari-hari, uang sekolah anak, asuransi
Setelah kita membayar semua pengeluaran, sisa uang itu kita bagi menjadi 3 kantong
2. Kantong Investasi
Jangan lupa untuk menempatkan uang kita di investasi sehingga uang kita bisa bertumbuh. Karena bila tidak nilai uang kita akan habis dimakan inflasi. Investasi ini bisa ditempatkan di Saham, obligasi pemerintah, dll. (Bisa dilihat ditulisan saya yang lain)
3. Kantong Uang darurat
Kita perlu menyimpan uang ini di rekening yang berbeda sehingga kita tidak melihatnya. Dan uang ini hanya digunakan dalam keperluan yang benar-benar darurat, misalnya kecelakaan, sakit, dll.
Setelah semua ditempatkan di no.2 dan no.3, sisanya bisa kita masukan ke kantong ke 4.
4. Kantong hiburan
Kita juga perlu memenuhi keinginan kita juga. Karena bila tidak, kita akan juga akan stress. Sewaktu-waktu kita perlu refreshing, ajak keluarga untuk bersenang-senang sehingga kita bisa me-refresh diri kita.
Untuk besaran persentase sendiri menurut ideal saya, tiap individu bisa berubah jadi bisa disesuaikan. Yang penting fokus di menginkatkan persentase investasi dan memperkecil persentase pengeluaran sehari-hari.
40% untuk pengeluaran sehari - hari
35% untuk Investasi
15% untuk uang darurat
10% untuk hiburan
Semakin besar pemasukan kita (dari aktif atau pasif income), kita perlu mengurangi persentase untuk pengeluaran sehari-hari dan hiburan kita. Jangan ikut ditingkatkan tetapi tetaplah dengan gaya hidup yang sama seperti apa yang dilakukan orang-orang sukses. Tingkatkan lah persentase untuk investasi. Kita akan mencapai sebuah kebebasan finansial bila pasif income kita sudah bisa membiayai pengeluaran kita sehari-hari.
Berusahalah untuk selalu meningkatkan aset yang dapat menghasilkan pasif income dan mengurangi liabilities kita untuk masa depan yang cerah dengan kebebasan keuangan.
Terima Kasih
Komentar
Posting Komentar