FOMO - kawan atau lawan?
FOMO
kawan atau lawan
Di dalam dunia investasi saya yakin banyak yang rencananya gagal total hanya karena 4 kata ini FOMO. Apakah itu FOMO, mari kita bahas.....
Apa itu FOMO?
FOMO adalah Fear of Missing Out. Jadi kita takut akan ketinggalan sesuatu.
Contohnya :
Ketika harga saham naik, kita takut ketinggalan dan akhirnya kita membeli di harga atas
atau Ketika harga saham turun, kita takut kalau turun makin dalam jadi kita cepat-cepat jual
FOMO ini sangat susah dihindari karena memainkan psikologis seseorang. Banyak yang mengatakan bahwa musuh terbesar dalam berinvestasi saham adalah FOMO.
FOMO ini bukan cuma ditakuti oleh investor tetapi juga dengan trader.
Rencana trading yang sudah dibuat oleh trader atau perusahaan yang telah dipelajari oleh investor bisa gagal hanya karena FOMO ini.
FOMO ini sendiri sebenarnya telah di bahas di banyak buku atau bahasan investasi yang biasanya dikenal dengan permainan Mr. Market. Di dalam bukunya Benjamin Graham the Intelligent Investor, dia mengatakan Mr. Market akan selalu datang ke kita dalam 24/7 untuk memberikan kita FOMO terhadap harga sebuah market.
Misalnya :
Kita telah mempelajari perusahaan A dan perusahaan ini sangat baik dan memiliki potensi di masa depan. Akhirnya kita membeli perusahaan A. Tidak lama setelah kita membeli, muncul berita yang memberitakan kalau perusahaan A sedang rugi, teman-teman mengatakan jangan beli A, broker menyarankan untuk menghindari perusahaan A. Akhirnya kita bimbang dan menjual saham perusahaan A tersebut hanya dalam beberapa minggu dalam keadaan rugi.
Padahal fundamental perusahaan tersebut tidak masalah dan akhirnya setelah beberapa bulan ternyata pasar menyadari value fundamental perusahaan A tersebut dan perusahaan A naik menjadi multi-bagger dan akhirnya kita menyesal karena FOMO.
Apa yang harus dilakukan dalam menghadapi FOMO?
Dalam menghadapi FOMO sebenarnya tidak mudah. Bahkan investor yang sudah berpengalamanpun bisa juga terkena FOMO, apalagi dengan perkembangan teknologi informasi seperti sekarang ini yang kita bisa menerima informasi dalam 24/7.
Jadi apa sih yang harus kita lakukan untuk menghadapinya?
Jawabannya sebenarnya mudah tetapi susah dilakukan, yaitu jangan memperdulikan Mr. Market.
Banyak investor besar seperti Warren Buffet yang akhirnya tinggal di Omaha untuk menjauh dari hiruk pikuk Wall Street agar dia lebih fokus dengan investasinya tanpa diganggu Mr. Market, bahkan Warren Buffet sendiri dikabarkan juga tidak pernah menggunakan komputer. Dia menggunakan komputer hanya untuk bermain bridge kesukaannya.
Contoh lain adalah Pak Loh Kheng Hong (LKH) yang merupakan Warren Buffetnya Indonesia, dia juga menjauh dari hiruk pikuk Jakarta yang penuh dengan Mr. Market. Kabarnya dia juga tidak bisa menggunakan komputer, tidak ada social media karena dia tidak memerlukan hal itu.
Tetapi saya yakin jaman sekarang ini, kita tidak bisa terlepas dari digitalisasi apalagi untuk generasi milenial (termasuk saya).
Jadi apa yang biasa saya lakukan untuk membantu saya mengatasi FOMO?
1. Jangan terlalu sering melihat saham entah itu dari aplikasi, website, berita
Karena kalau kita melihat, emosi kita akan gatal untuk dimainkan dengan harga-harga tersebut
2. Sering-sering membaca buku
Ketika saya merasa FOMO, saya mengambil buku investasi untuk menenangkan hati saya dan mengalihkan perhatian saya dari Saham. Dan kenapa buku bukan Tablet atau e-book? Karena kalau tablet bisa membuat kita gatal untuk membuka apps saham dan juga bisa membuat mata kita kurang baik
3. Lakukan aktifitas lain / hobi yang kita sukai
Dengan melakukan aktifitas lain, kita bisa melupakan apa yang terjadi di dunia saham. Apalagi bila aktifitas itu bisa menghasilkan pemasukan. Pemasukan ini bisa kita buat modal lagi untuk investasi ketika perusahaan sedang undervalue.
Berarti apakah kita tidak perlu melihat saham kita? Sekali beli ya udah tutup mata aja sampai kita membutuhkannya?
Seperti wejangan Warren Buffet - Kalau bisa dibeli dan dipegang untuk selamanya.
Menurut pengalaman saya, buku-buku yang pernah saya baca, seminar-seminar yang saya ikuti hal itu tidak 100% benar juga. Termasuk juga dengan Warren Buffett ketika awal-awal investasinya ataupun juga dengan Pak LKH. Untuk saat sekarang mungkin strategy Warren Buffett sudah mulai berubah karena uang yang dipegang sudah ribuan trilliun jadi tidak mudah untuk memindahkannya. Tetapi tidak ketika dia masih memegang uang trilliunan, rata-rata yang dipegangnya sekitar 5 tahunan (karena perusahaan butuh bertumbuh dalam 3-5 tahun).
Jadi apa yang harus kita lakukan?
Menurut apa yang saya pelajari, kita cukup melihat perusahaan itu 3 bulanan (sesuai dengan laporan keuangan per-kwartal) dan melihat kinerja perusahaan tersebut. Apakah masih layak investasi atau tidak? Bila masih layak, kita akan melihat lagi 3 bulan kemudian.
Apakah FOMO selalu jahat?
Kita telah mengetahui dari tulisan diatas kalau semua membenci FOMO, semua tidak menyukai FOMO. Dimana-mana mengatakan jangan sampai FOMO.
Kalau menurut saya FOMO juga bisa menjadi kawan kita. Tanpa adanya FOMO, tidak ada investor yang bisa mendapatkan harga undervalue dan menjual ketika overvalue. Tidak ada Trader yang bisa mendapatkan keuntungan ketika membeli harga rendah dan menjual harga tinggi.
Seperti yang dijelaskan di atas, FOMO merupakan buatan Mr. Market yang membuat harga naik turun kadang tanpa korelasi dengan situasi perusahaan.
Sebagai investor, kita perlu mengendalikan FOMO ini untuk kepentingan kita.
Dengan kita memperlajari perusahaan yang benar-benar ingin kita beli dan perusahaan tersebut layak kita beli. Kita dapat menunggu harga yang baik ketika FOMO terjadi.
Ingat kata-kata Warren Buffet : "Be Greedy when others are fearful"
Jadilah serakah ketika semua orang pada ketakutan
Atau kata-kata
John D.Rockeffer : "The way to make money is to buy when blood is running in the streets"
Cara terbaik membuat uang adalah ketika darah mengalir di jalanan
Hanya orang-orang sukseslah
yang bisa mengendalikan dan memanfaatkan FOMO ini
dan itu tidak banyak
Terima Kasih
Komentar
Posting Komentar